Rabu, 07 Mei 2014

Manusia Dan Tanggung Jawab

Manusia Dan Tanggung Jawab

Tanggung Jawab Orang Tua


      Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab, dan juga adalah sebagai makhluk yang diberi beban tugas (mukallaf). Yang membebani tugas manusia adalah Allah dan juga dirinya sendiri. Tanggung jawab lahir karena manusia diberi kebebasan untuk memilih dan diberikan seperangkat fasilitas dan potensi untuk mengemban tugasnya. Fasilitas tersebut adalah berupa hidayah. Hidayah inderawi berupa mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, kulit untuk meraba, lidah untuk merasa. Hidayah akal untuk memikirkan dan menemukan rumusan dan fenomena-fenomea. Hidayah agama berupa rumusan yang tidak dapat diindera oleh panca indera dan terbayang dalam fikiran. Semuanya diberikan oleh Allah kepada manusia agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Jadi betapa bijaksananya Allah memberikan sejumlah perangkat kepada manusia sebelum memberikan tugas kepada manusia.

Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya :

  1. Berusaha menjaga anak dari gangguan syaitan sebelum dilahirkan, Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda: "jika salah seorang dari kamu mendatangi istrinya dan berdoa; Bismillah, Allahumma jannibasy syaithona wa jannibisy syaithona ma rozaqtana, lalu keduanya diberikan anak, maka anak tersebut tidak diganggu syaithon"(HR. Bukhari dan Muslim). 
  2. Mempunyai perhatian terhadap anak ketika masih dalam rahim ibunya .
  3. Menampakkan kegembiraan ketika anak dilahirkan, Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendakiNya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa (QS 42:49-50), Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah menguburnya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu (QS 16:58-59).
  4. Adzan ditelinga anak yang dilahirkan, Dari Abu Rafi ia berkata: saya melihat Rasulullah SAW adzan di telinga hasan bin Ali, ketika Fathimah melahirkannya"(HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi). 
  5. Menyuapi anak yang dilahirkan dengan kurma yang dimamah, Asma binti Abu Bakar ra meriwayatkan bahwa dia mengandung Abdullah bin Zubair di Mekkah, ia berkata: Saya pergi dalam keadaan sempurna kandungan, lalu saya datang ke Madinah dan singgah di Quba, lalu melahirkan di Quba. Kemudian membawanya pada Rasulullah SAW, beliau meletakkannya di pangkuannya. Kemudian minta dibawakan kurma, lalu mengunyah kurma itu dan beliau meludahi mulutnya. Jadi yang masuk pertama kali ke dalam perutnya adalah ludah Rasulullah SAW, kemudian beliau menyuapinya dan mendoakan keberkahan kepadanya"(HR. Bukhari dan Muslim). 
  6. Memberikan nama yang baik, "Kalian akan dipanggil di hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak kalian. Maka berilah nama kalian yang baik" (HR. Bukhari dan Muslim) 
  7. Menyembelih aqiqah, mencukur rambut anak , "Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih binatang baginya pada hari ketujuh (dari hari kelahirannya), diberi nama dan dicukur rambutnya" (HR. Samirah). 
  8. Mengkhitan, Diriwayatkan di dalam Ash-Shahihain dari Abu Hurairah ra. Ia mengatakan bahwa: Rasulullah SAW bersabda: "Fitrah itu ada lima: Khitanan, mencukur bulu-bulu yang tumbuh disekitar kemaluan, memotong kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak. (Fitrah yang dimaksud disini adalah fitrah amaliyyah untuk mensucikan badan dan menghiasi penampilan, pangkal fitrah badan adalah khitan) 
  9. Menyusui, "Para Ibu hendaklah menyusukan anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan". (QS 2:233) 
  10. Memberikan pendidikan dan pengajian 
  11. Memberikan nafkah, Dari 'Aisyah bahwa Hindun binti 'uthbah pernah bertanya: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sofyan adalah orang yang kikir. Ia tidak mau memberi nafkah kepadaku dan anakku, sehingga aku mesti mengambil dari padanya tanpa sepengetahuannya".  Maka Rasulullah bersabda: "Ambillah apa yang mencukupi bagimu dan anakmu dengan cara yang baik" (HR. Bukhari dan Muslim). 
  12. Menyayangi dan bersikap lemah lembut terhadap anak, "Barang siapa yang baginya mempunyai tiga anak perempuan, ia menempatkan mereka dengan baik-baik, kasih sayang atas mereka dan memberikan pendidikan atas mereka, wajiblah baginya masuk syurga" (Riwayat Imam Ahmad. Al Bazzar dan At-Thabarani dari sahabat Jabir ra). 
  13. Memperhatikan keadaannya dan mengarahkannya untuk mendapat pekerjaan yang disukai. 
  14. Melatih bekerja dan menghindarinya dari malas bekerja dan menganggur. 
  15. Menjaga kesuciannya dan menikahkannya di kala ia membutuhkan dan mampu. 
  16. Menyamakan pemberian kepada anak, "Samakanlah pemberian kepada anak-anakmu! Sekiranya aku dibolehkan melebihkan seorang anak dari yang lain, niscaya aku akan lebihkan pemberian kepada anak perempuan' (HR. Thabrani).

Islam telah memberikan tuntunan bagi ummatnya di dalam menjalankan peran kehidupannya sebagai orang tua ataupun sebagai anak. Begitu sempurnanya ajaran Islam, sehingga seorang anak telah dijaga keselamatannya sebelum menjadi calon bayi dan ketika menjadi janin pun telah diperhatikan, misalnya dengan sering mengajak berbicara atau membacakan Al Qur'an ketika anak masih terbungkus di dalam rahim ibunya. Dan di saat kelahirannya pun,disyariatkan dalam Islam untuk menyambut gembira atas berita kelahiran. Kemudian mengenalkan kalimat Allah pada pertama kalinya dengan mengumandangkan adzan pada telinga kanan dan qomat pada telinga kiri. Lalu memamahkan kurma untuk membersihkan langit-langit mulut sang anak.
Dan pada hari ketujuh, dianjurkan menyembelih aqiqah, mencukur rambut yang kemudian bersedekah seberat timbangan cukuran rambutnya dan memberikan nama yang baik. Yang tidak lain mempunyai hikmah sosial dan kebersihan.
Kemudian para ibu dianjurkan menyusui bayinya sampai umur dua tahun, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuannya. Dan untuk anak laki-laki diwajibkan khitan, yang tak lain adalah untuk kebersihannya.
Anak dibesarkan dengan lemah lembut, dengan kasih sayang, dan diberikan pendidikan, nafkah lahir dan bathin. Terhadap anak perempuan, orang tua berkewajiban menghidupinya sampai ia bersuami. Sedangkan bagi anak laki-laki, begitu memasuki akil baligh, ia berkewajiban menghidupi diri, sesuai dengan yang diajarkan oleh kedua orang tuanya. Dengan demikian untuk anak laki-laki, ia sudah mulai belajar bertanggung jawab. Sedangkan u
ntuk anak perempuan, kesucian dan kemuliaannya akan tetap terjaga, dengan adanya tanggung jawab orang tua kepadanya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar