Tugas ke-2 (Teori Organisasi Umum 1)
Apa yang anda ketahui mengenai hal berikut ini :
1. Tipe atau Bentuk Organisasi
2. Struktur atau Skema Organisasi.
3. Pengertian konflik.
4. Jenis dan sumber konflik
5. Strategi penyelesaian konflik
6. Motivasi.
7. Teori motivasi
8. Proses mempengaruhi.
9. Proses Pengambilan Keputusan.
Apa yang anda ketahui mengenai hal berikut ini :
1. Tipe atau Bentuk Organisasi
2. Struktur atau Skema Organisasi.
3. Pengertian konflik.
4. Jenis dan sumber konflik
5. Strategi penyelesaian konflik
6. Motivasi.
7. Teori motivasi
8. Proses mempengaruhi.
9. Proses Pengambilan Keputusan.
Jawab :
Tipe atau Bentuk Organisasi :
Dalam
organisasi di Indonesia saat bermacam -macam bentuk organisasi baik bersifat
organisasi kemasyarakatan ,atau organisasi partai politik.Bahkan dalam pemerintahan
di katakan organisasi beskala nasional.karena organisasi itu terdiri dari
anggota dan pengurus.Di dalam bentuk organisasi dapat kita bedakan sebagai
berikut:
1. Piramida Mendatar(flat)
menpuanyai ciri-ciri diantaranya :
a. Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hararki kewenangan sedikit.
b. jumlah pekerja(bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak
c. Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil,di negara kita bisa kita lihat misal nya organisasi kemiliteran.
1. Piramida Mendatar(flat)
menpuanyai ciri-ciri diantaranya :
a. Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hararki kewenangan sedikit.
b. jumlah pekerja(bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak
c. Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan relatif kecil,di negara kita bisa kita lihat misal nya organisasi kemiliteran.
2. Piramida Terbalik.
Organisasi piramida terbalik adalah kebalikan dari tipe piramida terbalik adalah jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja. Organisasi ini hanya cocok untuk organisasi-organisasi yang pengangkatan pegawainya berdasarkan atas jabatan fungsional seperti organisasi-organisasi/ lembaga-lembaga penelitian, lembaga-lembaga pendidikan.
3. Type
Kerucut
type organisasi kerucut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
b.Rentang kendali sempit.
c.Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada penjabat/pimpinan yang bawah/rendah
d.Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
e.Jumlah informasi jabatan cukup besar.
Bentuk Organisasi
Dalan berorganisasi tentu mempunyai bentuk bentuk organisasi
1. Bentuk organisasi staff
2. Bentuk organisasi lini
3.Bentuk organisasi fungsional
4. Bentuk organisasi fungsional dan lini
5. Bentuk organisasi fungsional dan staff
Struktur atau skema organisasi yaitu satuan organisasi yang mempunyai hubungan dan saluran wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi.jadi arti organisasi dan tipe organisasi sering disamakan, padahal keduanya berbeda. Menurut tipenya organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi dengan tipe piramid dan organisasi dengan tipe kerucut. Bentuk organisasi memandan dari segi tata hubungan , wewenang , dan tanggung jawab yang ada dalam suatu organisasi.
type organisasi kerucut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki/kewenangan banyak.
b.Rentang kendali sempit.
c.Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada penjabat/pimpinan yang bawah/rendah
d.Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu jauh.
e.Jumlah informasi jabatan cukup besar.
Bentuk Organisasi
Dalan berorganisasi tentu mempunyai bentuk bentuk organisasi
1. Bentuk organisasi staff
2. Bentuk organisasi lini
3.Bentuk organisasi fungsional
4. Bentuk organisasi fungsional dan lini
5. Bentuk organisasi fungsional dan staff
Struktur atau skema organisasi yaitu satuan organisasi yang mempunyai hubungan dan saluran wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi.jadi arti organisasi dan tipe organisasi sering disamakan, padahal keduanya berbeda. Menurut tipenya organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi dengan tipe piramid dan organisasi dengan tipe kerucut. Bentuk organisasi memandan dari segi tata hubungan , wewenang , dan tanggung jawab yang ada dalam suatu organisasi.
Dalam perkembangan untuk saat ini pada pokoknya
ada 6 bentuk organisasi yang perlu diperhatikan. Bentuk organisasi tersebut
adalah:
1. ORGANISASI LINI (LINE ORGANIZATION)
- Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Memiliki ciri-ciri:
- Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang
- Jumlah karyawan sedikit
- Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
- Belum terdapat spesialisasi
- Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan
- Struktur organisasi sederhana dan stabil
- Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
- Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)
2. ORGANISASI LINI DAN STAF (LINE AND STAFF ORG)
- Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiranm saran-saran, data informasi yang dibutuhkan:
Memiliki ciri-ciri:
- Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
- Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff
- Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff
- Jumlah karyawan banyak
- Organisasi besar, bersifat komplek
- Adanya spesialisasi
3. ORGANISASI FUNGSIONAL (FUNCTIONAL ORG)
- Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Memiliki ciri-ciri:
- Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
- Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan
- Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis
- Target-target jelas dan pasti
- Pengawasan ketat
- Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi
4. ORGANISASI LINI & FUNGSIONAL (LINE &
FUNCTIONAL ORG)
- Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.
Memiliki ciri-ciri:
- Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan.
- Terdapat spesialisasi yang maksimal
- Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pemabagian kerja
5. ORGANISASI LINI, FUNGSIONAL DAN STAF (LINE,
FUNCTIONAL AND STAFF ORG)
- Organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari organisasi berbentuk lini dan fungsional.
Memiliki ciri-ciri:
- Organisasi besar dan kadang sangat ruwet
- Jumlah karyawan banyak.
- Mempunyai 3 unsur karyawan pokok:
- Karyawan dengan tugas pokok (line personal)
- Karyawan dengan tugas bantuan (staff personal)
- Karyawan dengan tugas operasional fungsional (functional group)
Struktur atau Skema Organisasi :
A. pengertian arti definisai struktur organisasi
struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan
antara tiap bagian yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. struktur organisasi
menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan
yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. dalam struktur
organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang.
B. elemen struktur organisasi
empat
elemen dalam struktur organisasi yaitu :
1.
adanya spesialisasi kegiatan kerja
2.
adanya standardisasi kegiatan kerja
3.
adanya koordinasi kegiatan kerja
4.
besaran seluruh organisasi.
skema atau bagan organisasi adalah suatu lukisan tentang organisasi
yang dimaksudkan untuk menggambarkan susunan dari organisasi baik mengenai
fungsi, bidang, tingkatan maupun rentang kendalinya.
macam-macam skema organisasi:
a. berdasarkan teknik atau cara membuatnya:
1.
skema organisasi tegak lurus dari atas kebawah
2.
skema organisasi mendatar dari kiri kekanan
3.
skema organisasi gabungan tegak lurus dan mendatar
4.
skema organisasi lingkaran
5.
skema organisasi gambar
b. berdasarkan isi atau fungsi didalamnya :
1.
skema organisasi fungsional:
dalam
skema organisasi fungsional, menjelaskan tentang letak dari fungsi-fungsi tugas
dalam hubungannya dengan fungsi-fungsi yang lain.
2.
skema organisasi jabatan
dalam
skema organisasi jabatan, menjelaskan tentang garis wewenang yang harus dianut
sesuai dengan jabatan masing-masing.
3.
skema organisasi nama
dalam
skema organisasi nama, menjelaskan tentang garis wewenang yang harus dianut
sesuai dengan nama-nama para pejabat yang bersangkutan.
4.
skema organisasi nama dan jabatan
dalam
skema organisasi nama dan jabatan, menggabungkan antara masing-masing jabatan
dengan masing-masing nama para pejabat dalam suatu organisasi.
5.
skema organisasi struktur
dalam
skema organisasi truktur, menjelaskan tingkatan jenjang antara unit-unit dalam
organisasi tersebut.
Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang
(masalah intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di
sekitarnya. Konflik dapat berupad perselisihan (disagreement), adanya keteganyan (the presence of tension),
atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih.
Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah pihak,
sampai kepada mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain
sebagai pengahalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan
masing-masing.
Substantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan kelompok,pengalokasian sumber dalam suatu organisasi, distrubusi kebijaksanaan serta prosedur serta pembagaian jabatan pekerjaan.
Emotional conflicts terjadi akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik, takut dan penolakan, serta adanya pertantangan antar pribadi (personality clashes).
Dalam sebuah organisasi, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja saling berkait dengan pekerjaan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan dengan komunikasi yang tidak efektif yang menjadi kambing hitam.
Seorang wirausahaan harus memandang sebuah persoalan dari berbagai sudut dan mencari cara baru untuk memecahkan masalahnya. Jika kelompok karyawan perusahaan mengurangi jumlah pilihan masalahnya, maka wirausahawan harus memperimbangkan masalahnya agar menjadi luas dan mendalam.
Jika wirausaha meninjau lagi pemecahan masalah yang mungkin terkait di dalam, maka beberapa pemecahan itu dapat digabungkan, sedangkan pemecahan masalah lainnya dapat dikesampingkan. Berikut ini beberapa kriteria yang mungkin sangat berguna jika seorang wirausahawan ingin mengevaluasi pemecahan masalah yang diusulkan.
Jenis dan sumber konflik
Permasalahan ini bila dicermati tampaknya bukan sekedar adanya kasus seorang Bibit atau Chandra. Bagi sebagian aparat hukum dan praktisi hukum mungkin saja kasus ini adalah hal biasa. Tetapi karena akumulasi berbagai ketidakpercayaan publik kepada aparat penegak hukum dan penegak keadilan di negeri ini, kasus ini menjadi luar biasa. Ketidakpercayaan yang berlarut-larut yang tidak terselesaikan inilah yang mengakibatkan kecurigaan berlebihan dari berbagai kalangan dalam menyikapi kasus ini. Apalagi dari hasil sadapan telepon oleh KPK menginterpretasikan bagaimana Anggodo sang cukong besar dengan mudahnya mengatur skenario penangkapan Bibit Chandra. Dari sinilah mulai muncul kecurigaan skenario kriminalisasi KPK. Akhirnya saat ini angin sedang berhembus di belakang KPK untuk melawan ancaman pemidanaan oleh polisi.
Bahkan presiden sebagai decision makers dengan manajemen krisisnya mencoba memberikan terobosan hukum dan politik dengan membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) yang disebut tim delapan. Tindakan ini adalah pilihan terakhir presiden untuk menyikapi mistrust dan distrust yang sedang terjadi dalam masyarakat terhadap aparat penegak hukum di Indonesia. Tetapi tindakan inipun juga tidak sanggup meredam kegelisahan publik.
Substantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan kelompok,pengalokasian sumber dalam suatu organisasi, distrubusi kebijaksanaan serta prosedur serta pembagaian jabatan pekerjaan.
Emotional conflicts terjadi akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik, takut dan penolakan, serta adanya pertantangan antar pribadi (personality clashes).
Dalam sebuah organisasi, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja saling berkait dengan pekerjaan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan dengan komunikasi yang tidak efektif yang menjadi kambing hitam.
Seorang wirausahaan harus memandang sebuah persoalan dari berbagai sudut dan mencari cara baru untuk memecahkan masalahnya. Jika kelompok karyawan perusahaan mengurangi jumlah pilihan masalahnya, maka wirausahawan harus memperimbangkan masalahnya agar menjadi luas dan mendalam.
Jika wirausaha meninjau lagi pemecahan masalah yang mungkin terkait di dalam, maka beberapa pemecahan itu dapat digabungkan, sedangkan pemecahan masalah lainnya dapat dikesampingkan. Berikut ini beberapa kriteria yang mungkin sangat berguna jika seorang wirausahawan ingin mengevaluasi pemecahan masalah yang diusulkan.
- Apakah pemecahan masalah itu dapat diterapkan dengan baik?
- Apakah pemecahan itu sudah logis?
- Apakah persoalan-persoalan tambahan yang timbul dapat diselesaikan dengan baik?
- tidak merasa bimbang, bingung, dan kesulitan;
- merumuskan masalah yang ingin dipecahkan untuk mengatasi kebimbangan tersebut;
- menguji hipotesis dengan mengumpulkan data faktual sebagai usaha menemukan cara pemecahan masalah;
- mengembangkan ide untuk memperoleh pemecahan terbaik;
- mengambil kesimpulan yang didukung oleh fakta yang valid.
Jenis dan sumber konflik
1 . Konflik menyangkut informasi
Pada banyak kejadian, pihak-pihak yang berkonflik tidak memiliki informasi yang cukup, atau bahkan tidak meiliki informasi yang sama tentang suatu situasi. Mengumpulkan dan mengklarifikasikan fakta-fakta yang diperlukan dapat menolong meredakan ketegangan yang terjadi.dalam situasi berbeda,pihak-pihak yang bertikai menafsirkan informasi dengan cara yang berlainan atau memberikan bobot kepentigan yang berbeda terhadap informasi yang sama. Diskusi yang terbuka dan masukan dari pihak yang dapat dipercaya akan membantu dalam menilai relevansi dari informasi yang tersedia.
Pada banyak kejadian, pihak-pihak yang berkonflik tidak memiliki informasi yang cukup, atau bahkan tidak meiliki informasi yang sama tentang suatu situasi. Mengumpulkan dan mengklarifikasikan fakta-fakta yang diperlukan dapat menolong meredakan ketegangan yang terjadi.dalam situasi berbeda,pihak-pihak yang bertikai menafsirkan informasi dengan cara yang berlainan atau memberikan bobot kepentigan yang berbeda terhadap informasi yang sama. Diskusi yang terbuka dan masukan dari pihak yang dapat dipercaya akan membantu dalam menilai relevansi dari informasi yang tersedia.
2. Konflik menyangkut Sumberdaya
Konflik menyangkut berbagai sumberdaya seperti tanah, uang atau benda lain biasanya mudah diidentifikasikan dan sering diselesaikan lewat jalan tawar-menawar / negosiasi. Namun, kadang-kadang walaupun dipermukaan pihak-pihak yang berkonflik seolah saling mempertikaikan sumberdaya tertentu, tetapi sesungguhnya konflik itu menyangkut suatu perkara lain, mungkin tentang relasi atau kebutuhan psikologis salah satu atau kedua belah pihak
Konflik menyangkut berbagai sumberdaya seperti tanah, uang atau benda lain biasanya mudah diidentifikasikan dan sering diselesaikan lewat jalan tawar-menawar / negosiasi. Namun, kadang-kadang walaupun dipermukaan pihak-pihak yang berkonflik seolah saling mempertikaikan sumberdaya tertentu, tetapi sesungguhnya konflik itu menyangkut suatu perkara lain, mungkin tentang relasi atau kebutuhan psikologis salah satu atau kedua belah pihak
3. Konflik tentang Relasi
Dalam hubungan keluarga, kemitraan bisnis atau organisasi kemasyarakatan, orang sering berselisih pendapat tentang berbagai perkara, tetapi kadang-kadang saling ketergantungan yang tercipta oleh relasi mereka itu melahirkan dimensi destruktif pada aneka perbedaan yang terjadi yang semestinya mudah diselesaikan. Berbagai kejadian dimasa lampau atau kesan dan prasangka yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun dapat membuat orang menjadi sangat kaku atau tidak mau mencoba menempuh solusi yang sangat jelas yang berkaitan dengan tujuan, peranan, tangung jawab, dan perbedaan pandangan yang ada.
Dalam hubungan keluarga, kemitraan bisnis atau organisasi kemasyarakatan, orang sering berselisih pendapat tentang berbagai perkara, tetapi kadang-kadang saling ketergantungan yang tercipta oleh relasi mereka itu melahirkan dimensi destruktif pada aneka perbedaan yang terjadi yang semestinya mudah diselesaikan. Berbagai kejadian dimasa lampau atau kesan dan prasangka yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun dapat membuat orang menjadi sangat kaku atau tidak mau mencoba menempuh solusi yang sangat jelas yang berkaitan dengan tujuan, peranan, tangung jawab, dan perbedaan pandangan yang ada.
4. Konflik menyangkut Kepentingan atau Kebutuhan
Aneka kebutuhan manusiawi yang penting dan kuat seperti kebutuhan akan jati diri, harga diri, atau partisipasi seringkali menjadi inti konflik yang di permukaan terkesan seperti persaingan menyangkut benda-benda materi belaka. Kesempatan yang konstruktif bagi individu atau kelompok masyarakat untuk mengungkapkan aneka kebutuhan mereka dan merasakan bahwa diri mereka telah didengarkan seringkali amat menentukan dalam mengatasi jenis-jenis kebutuhan ini. Pemecahan jangka panjang terhadap suatu konflik yang berkisar pada sumberdaya seringkali ditentukan baik oleh penguasa aneka kepentingan atau kebutuhan orang-oarang yang terlibat maupun oleh pembagian berbagai sumberdaya tersebut secara adil.
Aneka kebutuhan manusiawi yang penting dan kuat seperti kebutuhan akan jati diri, harga diri, atau partisipasi seringkali menjadi inti konflik yang di permukaan terkesan seperti persaingan menyangkut benda-benda materi belaka. Kesempatan yang konstruktif bagi individu atau kelompok masyarakat untuk mengungkapkan aneka kebutuhan mereka dan merasakan bahwa diri mereka telah didengarkan seringkali amat menentukan dalam mengatasi jenis-jenis kebutuhan ini. Pemecahan jangka panjang terhadap suatu konflik yang berkisar pada sumberdaya seringkali ditentukan baik oleh penguasa aneka kepentingan atau kebutuhan orang-oarang yang terlibat maupun oleh pembagian berbagai sumberdaya tersebut secara adil.
5. Konflik Menyangkut Struktur
Struktur kemasyarakatan dan organisasi menentukan siapa yang memiliki akses pada kekuasaan atau sumberdaya, siapa yang wajib memberi hormat kepada siapa, dan siapa yang memiliki wewenang untuk membuat berbagai keputusan. Konflik menyangkut atau di dalam struktur seringkali melibatkan persoalan tentang keadilan dan tujuan-tujuan yang saling tidak sejalan. Konflik-konflik semacam itu seringkali menuntut usaha bertahun-tahun untuk menghasilkan perubahan yang konstruktif.
Struktur kemasyarakatan dan organisasi menentukan siapa yang memiliki akses pada kekuasaan atau sumberdaya, siapa yang wajib memberi hormat kepada siapa, dan siapa yang memiliki wewenang untuk membuat berbagai keputusan. Konflik menyangkut atau di dalam struktur seringkali melibatkan persoalan tentang keadilan dan tujuan-tujuan yang saling tidak sejalan. Konflik-konflik semacam itu seringkali menuntut usaha bertahun-tahun untuk menghasilkan perubahan yang konstruktif.
6. Konflik Menyangkut Nilai-Nilai Hidup
Berbagai nilai hidup dan keyakinan dibentuk oleh pengalaman hidup dan iman kepercayaan. Karena ancaman terhadap nilai hidup seseorang seringkali dipandang sebagai ancaman terhadap jati dirinya, maka konflik-konflik menyangkut nilai-nilai hidup biasanya paling sulit dipecahkan. Kebanyakan orang bereaksi secara defensif terhadap ancaman semacam ini dan menolak untuk bernegosiasi, mengira bahwa pemecahan konflik tersebut menuntut mereka untuk mengubah nilai-nilai hidup. Dalam kenyataan, dengan memberi kesempatan kepada orang yang bertikai untuk menjernihkan nilai-nilai hidup mereka dan merasa bahwa mereka telah didengarkan serta dipahami seringkali langkah itu dapat membuat mereka meniggalkan sikap defensif dan belajar hidup bersama dengan saling menerima berbagai perbedaan yang ada di antara mereka.
Berbagai nilai hidup dan keyakinan dibentuk oleh pengalaman hidup dan iman kepercayaan. Karena ancaman terhadap nilai hidup seseorang seringkali dipandang sebagai ancaman terhadap jati dirinya, maka konflik-konflik menyangkut nilai-nilai hidup biasanya paling sulit dipecahkan. Kebanyakan orang bereaksi secara defensif terhadap ancaman semacam ini dan menolak untuk bernegosiasi, mengira bahwa pemecahan konflik tersebut menuntut mereka untuk mengubah nilai-nilai hidup. Dalam kenyataan, dengan memberi kesempatan kepada orang yang bertikai untuk menjernihkan nilai-nilai hidup mereka dan merasa bahwa mereka telah didengarkan serta dipahami seringkali langkah itu dapat membuat mereka meniggalkan sikap defensif dan belajar hidup bersama dengan saling menerima berbagai perbedaan yang ada di antara mereka.
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam :
• Konflik
antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara
peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
• Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
• Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
• Koonflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
• Konflik antar atau tidak antar agama
• Konflik antar politik.
Menurut kamus
besar bahasa Indonesia konflik adalah percekcokkan, perselisihan,
pertentangan. Konflik berasal dari kata kerja bahasa latin yaitu
configure yang berarti saling memukul. Secara Sosiologis konflik
diartikan sebagai proses social antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain
dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Jika dilihat
definisi secara sosiologis, konflik senantiasa ada dalam kehidupan
masyarakat sehingga konflik tidak dapat dihilangkan tetapi hanya dapat
diminimalkan.
Strategi penyelesaian konflik
Pendekatan
penyelesaian konflik oleh pemimpin dikategorikan dalam dua dimensi ialah
kerjasama/tidak kerjasama dan tegas/tidak tegas. Dengan menggunakan kedua macam
dimensi tersebut ada 5 macam pendekatan penyelesaian konflik ialah :
1. Menghindar
1. Menghindar
Menghindari konflik
dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting
atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan
ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak
yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat
didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak
mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan
diskusi”
2.
Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
3.
Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
4.
Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
5.
Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya.
Mengendalikan
konflik berarti menjaga tingakat konflik yang kondusif bagi perkembangan
organisasi sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan dinamika
organisasi yang optimal. Namun bila konflik telah terlalu besar dan
disfungsional, maka konflik perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan
cara :
- Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.
- Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.
- Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti : menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan semua unit kerja.
- Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.
- Membentuk sistem banding, dimana konflik diselesaikan melalui saluran banding yang akan mendengarkan dan membuat keputusan.
- Pelembagaan kewenangan formal, sehingga wewenang yang dimiliki oleh atasan atas pihak-pihak yang berkonflik dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan perselisihan.
- Meningkatkan intensitas interaksi antar unit-unit kerja, dengan demikian diharapkan makin sering pihak-pihak berkomunikasi dan berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk memahami kepentingan satu sama lain sehingga dapat mempermudah kerjasama.
- Me-redesign kriteria evaluasi dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran prestasi yang dianggap adil dan acceptable dalam menilai kemampuan, promosi dan balas jasa
Motivasi
umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang terdapat di dalam diri
seseorang yang dapat menstimulasi tingkah laku atau memicu munculnya
suatu tindakan. Motivasilah yang membuat saat ini kita bertindak
sebagaimana kita sekarang. Nah, untuk memahaminya, cobalah anda berpikir
sejenak tentang apa yang telah membuat anda melakukan apa yang sedang
anda lakukan sekarang ini.
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. (Mr. Donald : 1950).
·
Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan
motif-motif menjadi perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong
tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. (Drs. Moh. Uzer
Usman : 2000)
·
Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri
kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas
(Davies, Ivor K : 1986)
·
Motivasi adalah usaha – usaha untuk menyediakan
kondisi – kondisi sehingga anak itu mau melakukan sesuatu (Prof. Drs. Nasution
: 1995)
Berdasarkan
pengertian di atas, maka motivasi merupakan respon pegawai terhadap sejumlah
pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri pegawai agar
tumbuh dorongan untuk bekerja dan tujuan yang dikehendaki oleh pegawai
tercapai.
a. Motivasi
dalam Pembelajaran
Pentingnya peranan motivasi dalam
proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai
bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa. Motivasi dirumuskan sebagai
dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar siswa, untuk mencapai
tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks
pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk
pelajaran.
Peran motivasi dalam proses
pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai bahan bakar
untuk menggerakkan mesin motivasi belajar yang memadai akan mendorong siswa
berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu
kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap kefektifan usaha belajar siswa.
Fungsi motivasi dalam pembelajaran
diantaranya :
1.
Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa
motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
2.
Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya
mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3.
Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya
menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Pada garis
besarnya motivasi mengandung nilai-nilai dalam pembelajaran sebagai
berikut :
1.
Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya
kegiatan belajar siswa.
2.
Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada
diri siswa.
3.
Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan
imajinitas guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang
relevan dan serasi guna membangkitkan dan memeliharan motivasi belajar siswa.
4.
Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan
mendayagunakn motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya
pembinaan disiplin kelas.
5.
Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang
esensial dalam proses belajar dan pembelajaran.
b.
Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa
Dalam
rumusan masalah diatas kami mengamati apakah motivasi itu berpengaruh dalam
prestasti belajar siswa, ternyata sangat berpengaruh yaitu :
·
Motivasi pada umumnya mempertinggi prestasi dan
memperbaiki sikap terhadap tugas dengan kata lain, motivasi dapat membangkitkan
rasa puas dan menaikkan prestasi sehingga melebih prestasi normal.
·
Hasil baik dalam pekerjaan yang disertai oleh pujian
merupakan dorongan bagi seseorang untuk bekerja dengan giat. Bila hasil
pekerjaan tidak diindahkan orang lain, mungkin kegiatan akan berkurang. Pujian
harus selalu berhubungan erat dengan prestasi yang baik. Anak-anak harus diberi
kesempatan untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang baik, sehingga padanya
timbul suatu “sense of succes” atau perasaan berhasil.
·
Motivasi berprestasi merupakan harapan untuk
memperoleh kepuasan dalam penguasaan perilaku yang menentang dan sulit (Mr.
Clelland, 1955).
c.
Sumber-Sumber Motivasi Belajar Siswa
Dalam
rumusan tersebut juga diamati dari mana saja sumber-sumber motivasi belajar
siswa itu, diantaranya :
·
Motivasi Intrinsik
yaitu motivasi yang bersumber pada faktor-faktor dari
dalam, tersirat baik dalam tugas itu sendiri maupun pada diri siswa yang
didorong oleh keinginan untuk mengetahui, tanpa ada paksaan dorongan orang
lain, misalnya keinginan untuk mendapat ketrampilan tertentu, memperoleh
informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati
kehidupan, secara sadar memberikan sumbangan kepada kelompok, dan sebagai
berikut.
·
Motivasi Ekstrinsik
yaitu motivasi yang bersumber akibat pengaruh dari
luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang
lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar.
Pelajar di motivasi dengan adanya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, medali,
pertentangan, persaingan.
d.
Guru dan Motivasi Pembelajaran
Dalam
rumusan tersebut juga dipertanyakan bagaimana cara guru memotivasi belajar
siswa agar menarik minat siswa untuk belajar, motivasi yang diberikan guru
diantaranya :
1.
Memberi angka
2.
Hadiah
3.
Saingan
4.
Hasrat untuk belajar
5.
Ego envolvement
6.
Sering memberi ulangan
7.
Mengetahui hasil
8.
Kerja sama
9.
Tugas yang “challenging”
10. Pujian
11. Teguran dan
kesamaan
12. Suasana yang
menyenangkan
13. Tujuan yang
diakui dan diterima baik oleh murid
14. Hargailah
pekerjaan murid
Model Pengukuran Motivasi
Model-model
pengukuran motivasi kerja telah banyak dikembangkan, diantaranya oleh
McClelland (Mangkunegara, 2005:68) mengemukakan 6 (enam) karakteristik orang
yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu :
1. Memiliki tingkat tanggung jawab
pribadi yang tinggi
2.
Berani
mengambil dan memikul resiko
3.
Memiliki
tujuan realistik
4.
Memiliki
rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan
5.
Memanfaatkan
umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan
6. Mencari kesempatan untuk
merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
Edward
Murray (Mangkunegara, 2005,68-67) berpendapat bahwa karakteristik orang yang
mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai berikut :
1. Melakukan sesuatu dengan
sebaik-baiknya
2. Melakukan sesuatu dengan mencapai
kesuksesan
3. Menyelesaikan tugas-tugas yang
memerlukan usaha dan keterampilan
4. Berkeinginan menjadi orang terkenal
dan menguasai bidang tertentu
5. Melakukan hal yang sukar dengan
hasil yang memuaskan
6. Mengerjakan sesuatu yang sangat
berarti
7. Melakukan sesuatu yang lebih baik
dari orang lain.
Teori motivasi
Secara garis
besar, teori motivasi dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu teori motivasi
dengan pendekatan isi/kepuasan (content theory), teori motivasi dengan
pendekatan proses (process theory) dan teori motivasi dengan pendekatan penguat
(reinforcement theory).Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi)
seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam
melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu
sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Seberapa
kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas
perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam
kehidupan lainnya.. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya
tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama
dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang.
Dalam konteks studi psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa
untuk memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator,
diantaranya:
1. Durasi kegiatan
2.
Frekuensi
kegiatan
3.
Persistensi
pada kegiatan
4.
Ketabahan,
keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan;
5.
Devosi dan
pengorbanan untuk mencapai tujuan
6.
Tingkat
aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan
7.
Tingkat
kualifikasi prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang
dilakukan
8. Arah sikap terhadap sasaran kegiatan
Untuk
memahami tentang motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang
motivasi, antara lain :
·
Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan
dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami
antara satu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila pegawai
kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan perilaku
kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi amak pegawai tersebut akan
memperlihatkan perilaku yang gembira sebagai manifestasi dari rasa puasnya.
Kebutuhan
merupakan fundamen yang mendasari perilaku pegawai. Karena tidak mungkin
memahami perilaku tanpa mengerti kebutuhannya.
Abraham
Maslow (Mangkunegara, 2005) mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia
adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisiologis, yaitu
kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, seksual. Kebutuhan
ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau disebut pula sebagai kebutuhan
yang paling dasar
2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan
akan perlindungan diri dari ancaman, bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup
3. Kebutuhan untuk rasa memiliki
(sosial), yaitu kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, berafiliasi,
berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta dicintai
4. Kebutuhan akan harga diri, yaitu
kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh orang lain
5. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan
diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill dan potensi. Kebutuhan
untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, gagasan dan kritik terhadap
sesuatu
·
Teori Keadilan
Keadilan
merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi
perusahaan harus bertindak adil terhadap setiap karyawannya. Penilaian dan
pengakuan mengenai perilaku karyawan harus dilakukan secara obyektif. Teori ini
melihat perbandingan seseorang dengan orang lain sebagai referensi berdasarkan
input dan juga hasil atau kontribusi masing-masing karyawan (Robbins, 2007).
·
Teori X dan Y
Douglas
McGregor mengemukakan pandangan nyata mengenai manusia. Pandangan pertama pada
dasarnya negative disebut teori X, dan yang kedua pada dasarnya positif disebut
teori Y (Robbins, 2007).
McGregor
menyimpulkan bahwa pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan
atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk
perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
·
Teori dua Faktor Herzberg
Teori ini
dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang
individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap
pekerjaan bias sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. (Robbins,
2007).
Herzberg
memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan
bawa ketidakpuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor
ekstrinsik. Faktor-faktor ekstrinsik (konteks pekerjaan) meliputi :
1. Upah
2. Kondisi kerja
3. Keamanan kerja
4. Status
5. Prosedur perusahaan
6. Mutu penyeliaan
7. Mutu hubungan interpersonal antar
sesama rekan kerja, atasan, dan bawahan
Keberadaan kondisi-kondisi ini
terhadap kepuasan karyawan tidak selalu memotivasi mereka. Tetapi
ketidakberadaannya menyebabkan ketidakpuasan bagi karyawan, karena mereka perlu
mempertahankan setidaknya suatu tingkat ”tidak ada kepuasan”, kondisi
ekstrinsik disebut ketidakpuasan,atau faktor hygiene. Faktor Intrinsik meliputi
:
1. Pencapaian prestasi
2. Pengakuan
3. Tanggung Jawab
4. Kemajuan
5. Pekerjaan itu sendiri
6. Kemungkinan berkembang.
Tidak adanya kondisi-kondisi ini
bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas. Tetapi jika ada, akan
membentuk motivasi yang kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh
karena itu, faktor ekstrinsik tersebut disebut sebagai pemuas atau motivator.
·
Teori Kebutuhan McClelland
Teori
kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya.
Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu (Robbins, 2007) :
a. Kebutuhan pencapaian (need for achievement)
: Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan
berusaha keras untuk berhasil.
b. Kebutuhan akan kekuatan (need for
pewer) : kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa
sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
c. Kebutuhan hubungan (need for
affiliation) : Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
Apa yang tercakup dalam teori yang
mengaitkan imbalan dengan prestasi seseorang individu . Menurut model ini,
motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang
bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :
a. Persepsi seseorang mengenai diri
sendiri
b. Harga diri
c. Harapan pribadi
d. Kebutuhaan
e. Keinginan
f. Kepuasan kerja
g. Prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal
mempengaruhi motivasi seseorang, antara lain ialah :
a. Jenis dan sifat pekerjaan
b. Kelompok kerja dimana seseorang
bergabung
c. Organisasi tempat bekerja
d. Situasi lingkungan pada umumnya
e. Sistem imbalan yang berlaku dan cara
penerapannya.
Proses mempengaruhi.
Dalam perusahaan tentu adanya proses peran dari masing –
masing pegawai dalam suatu perusahaan.Proses peranpun itu meliputi cara
kerjanya perusahaan untuk mencari harapan yang terbaik.Dimana perusahaan bisa
untuk berkembang dengan baik tanpa adanya hal untuk saling mempengaruhi.Peran
itupun akan saling menunjang kemajuan perusahaan.Karena dengan adanya peran
untuk saling mempengaruhi maka perusahaan akan saling terdapat komunikasi yang
baik didalam menjalin etika yang formal.
Dari sini akan tampak bahwa setiap perusahaan akan bisa mempengaruhi setiap pegawainya unutk melakukan hal yang terbaik.Berikut akan dijelaskan bagaimana peran proses mempengaruhi dalam suatu perusahaan.Proses mempengaruhi adalah suatu kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok.sedangkan elemen – elemen nya adalah :
a. orang yang mempengaruhi (0)
b. metode mempengaruhi (→)
c. orang yang dipengaruhi (p)
Jadi proses mempengaruhi : 0 → p
Jadi didalam data di atas tedapat timbal balik dalam suatu pengaruh untuk mempengaruhi seseorang.sedangkan metode untuk mempengaruhi adalah di antaranya :
a. Kekuatan fisik
b. Penggunaan sanksi (positif/negatif)
c. Keahlian
d. Kharisma (daya tarik)
Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan :
a. Antara perseorangan
b. Kelompok dengan seseorang
c. Seseorang dengan kelompok
Hubungan antara Kekuasaan dan Pengaruh
a. Analisis French-Raven
b. Analisis Etzioni
c. Analisis Nisbel
Dari data diatas bahwa dapat disimpulkan uatu perusahaan yang seharusnya adalah dimana perusahaan itu bisa mempengaruhi para pegawainya untuk mejadikan motivasi yang kuat guna menjadikan perusahaan yang besar.Dimana pengaruh nya perusahaan bisa sebagai insporator bagi para pegawainya.Selain itu pula harus terdapat kekuatan fisik untuk bisa mempengaruhi seseorang dan keahlian yang tepat guna tercapainya suatu tujuan.Terdapat pula bahwa mempengaruhi dalam perusahaan itu bisa dilakukan dengan berbagai macam caranya mulai dari antara perorangan,kelompok dengan seseorang,seseorang dengan kelompok.dan lain sebagainya.
Jadi betapa penting jika suatu perusahaan bisa mempengaruhi para pegawainya untuk bisa berkerja seoptimal mungkin.Sehingga perusahaan pun akan demikian pesatnya mengalami kemajuan guna adanya sifat saling mempengaruhi.
Dari sini akan tampak bahwa setiap perusahaan akan bisa mempengaruhi setiap pegawainya unutk melakukan hal yang terbaik.Berikut akan dijelaskan bagaimana peran proses mempengaruhi dalam suatu perusahaan.Proses mempengaruhi adalah suatu kegiatan atau keteladanan yang baik secara langsung atau tidak langsung mengakibatkan suatu perubahan perilaku dan sikap orang lain atau kelompok.sedangkan elemen – elemen nya adalah :
a. orang yang mempengaruhi (0)
b. metode mempengaruhi (→)
c. orang yang dipengaruhi (p)
Jadi proses mempengaruhi : 0 → p
Jadi didalam data di atas tedapat timbal balik dalam suatu pengaruh untuk mempengaruhi seseorang.sedangkan metode untuk mempengaruhi adalah di antaranya :
a. Kekuatan fisik
b. Penggunaan sanksi (positif/negatif)
c. Keahlian
d. Kharisma (daya tarik)
Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan :
a. Antara perseorangan
b. Kelompok dengan seseorang
c. Seseorang dengan kelompok
Hubungan antara Kekuasaan dan Pengaruh
a. Analisis French-Raven
b. Analisis Etzioni
c. Analisis Nisbel
Dari data diatas bahwa dapat disimpulkan uatu perusahaan yang seharusnya adalah dimana perusahaan itu bisa mempengaruhi para pegawainya untuk mejadikan motivasi yang kuat guna menjadikan perusahaan yang besar.Dimana pengaruh nya perusahaan bisa sebagai insporator bagi para pegawainya.Selain itu pula harus terdapat kekuatan fisik untuk bisa mempengaruhi seseorang dan keahlian yang tepat guna tercapainya suatu tujuan.Terdapat pula bahwa mempengaruhi dalam perusahaan itu bisa dilakukan dengan berbagai macam caranya mulai dari antara perorangan,kelompok dengan seseorang,seseorang dengan kelompok.dan lain sebagainya.
Jadi betapa penting jika suatu perusahaan bisa mempengaruhi para pegawainya untuk bisa berkerja seoptimal mungkin.Sehingga perusahaan pun akan demikian pesatnya mengalami kemajuan guna adanya sifat saling mempengaruhi.
Proses Pengambilan Keputusan.
Proses pengambilan keputusan dalam organisasi ialah
kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama,
didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan
dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam pengambilan
keputusan. Terdapat 4 metode bagaimana cara organisasi dalam pengambilan
keputusan, ke 4 metode tersebut adalah : yaitu Kewenangan Tanpa Diskusi
(Authority Rule Without Discussion), Pendapat Ahli (Expert Opinion), Kewenangan
Setelah Diskusi (Authority Rule After Discussion), Dan Kesepakatan (Consensus).
Kewenangan Tanpa Diskusi
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan.
Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil. Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam perumusan pengambilan keputusan.
Pendapat Ahli
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya tersebut juga sangat membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya tersebut juga sangat membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
Kewenangan Setelah Diskusi
Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lai.
Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama, tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode ini disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lai.
Kesepakatan
Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi, secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Keempat metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler dan
Rodman, satu sama lainnya tidak dapat dikatakan metode satu terbaik yang
digunakan dibanding metode yang lainnya, dapat dikatakan efektif jika metode
yang mana yang paling cocok digunakan dalam keadaan dan situasi yang sesuai.
Konsep Pengambilan Keputusan
Identifikasi dan diagnosis masalah
Pengumpulan dan analisis data yang relevan
Pengembangan & evaluasi alternative
Pemilihan alternatif terbaik
Implementasi keputusan & evaluasi terhadap hasil – hasil
Tipe –Tipe Keputusan Manajemen
Keputusan-keputusan perseorangan dan strategi
Kepusan-keputusan pribadi & strategi
Keputusan-keputusan dasar & rutin
Model-model Pengambilan Keputusan
Relationalitas Keputusan
Model- model perilaku pengambilan keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik – teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
Teknik – teknik Partisipatif
Teknik – teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik
Delphi, Teknik Kelompok
Nominal
Proses mempengaruhi pengambilan keputusan. Dan komunikasi
adalah proses-proses manejerial karena secara nnyata dilaksanakan oleh para
manajer. Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena
lebih penting daripada manajer individual dalam pengaruhnya apada pencapaian
tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan
bagian vital sistem organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat
penting terhadap perilaku organisasional.
contoh pengambilan keputusan :
Penahanan yang dilakukan Polri terhadap dua Pimpinan KPK
(komisi pemberantasan korupsi) non-aktif Bibit Samad Rianto dan Chandra M
Hamzah terkait dugaan penyalahgunaan wewenang kekuasan menimbulkan gemuruh
politik yang sangat keras. Berbagai lapisan masyarakat Indonesia baik
masyarakat umum, mahasiswa, politikus dan tokoh masyarakat secara bertubu-tubi
mengungkapkan kekecewaannya pada kepolisian, kejaksaan, bahkan pemerintah.Permasalahan ini bila dicermati tampaknya bukan sekedar adanya kasus seorang Bibit atau Chandra. Bagi sebagian aparat hukum dan praktisi hukum mungkin saja kasus ini adalah hal biasa. Tetapi karena akumulasi berbagai ketidakpercayaan publik kepada aparat penegak hukum dan penegak keadilan di negeri ini, kasus ini menjadi luar biasa. Ketidakpercayaan yang berlarut-larut yang tidak terselesaikan inilah yang mengakibatkan kecurigaan berlebihan dari berbagai kalangan dalam menyikapi kasus ini. Apalagi dari hasil sadapan telepon oleh KPK menginterpretasikan bagaimana Anggodo sang cukong besar dengan mudahnya mengatur skenario penangkapan Bibit Chandra. Dari sinilah mulai muncul kecurigaan skenario kriminalisasi KPK. Akhirnya saat ini angin sedang berhembus di belakang KPK untuk melawan ancaman pemidanaan oleh polisi.
Bahkan presiden sebagai decision makers dengan manajemen krisisnya mencoba memberikan terobosan hukum dan politik dengan membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) yang disebut tim delapan. Tindakan ini adalah pilihan terakhir presiden untuk menyikapi mistrust dan distrust yang sedang terjadi dalam masyarakat terhadap aparat penegak hukum di Indonesia. Tetapi tindakan inipun juga tidak sanggup meredam kegelisahan publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar